Selasa, November 10, 2009

Motivating Our Interest to Read

Dalam buku "How to Read a Book" tulisan M.J. Adler & C. Van Doren yang telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, Dr. Arief Rachman, M.Ed. seorang pendidik, penulis dan Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO memberikan pengantar yang menarik. Berbeda dengan pengantar pertama yang diberikan oleh Gus Dur, mantan Presiden Indonesia yang memberikan pengantar dengan judul 'membaca haruslah kreatif', tulisan Arif Rachman tersebut tampaknya jauh dari sekedar pengantar. Ketika membeli buku ini, saya tidak menyangka sudah akan mendapatkan informasi yang begitu pentingnya hanya dari pengantar. Buku ini saya beli atas bujukan pemilik stand toko buku pada kegiatan Psychology Expo 2007 yang lalu. Melihat judulnya yang menarik dan pengetahuan singkat yang mengagumkan tentang penulis, saya langsung menukarnya dengan beberapa lembar rupiah.

Dalam pengantar dengan panjang empat halaman tersebut, Arief Rachman menguraikan hal mengenai 'motivasi membaca' (begitu judul pengantar yang ia berikan). Ia bahkan merangkum 12 teknik yang dapat ditempuh untuk membangun motivasi membaca. Berikut ini kedua belas kiat yang menurut saya penting terutama untuk orangtua yang berharap anaknya memiliki minat membaca yang tinggi (saya akan bergabung dengan populasi itu beberapa tahun mendatang):

1. Merespon sikap ingin tahu secara positif, yaitu dengan sikap-sikap yang mendorong peningkatan keterampilan membaca. Ini harus dilakukan secara terus-menerus sebagai bagian dari latihan membaca yang efektif.
Sikap ingin tahu?? Ya, setiap orang punya itu. Tapi pemenuhannya lewat buku yang saya lewatkan beberapa waktu yang lalu. (Berusaha untuk tidak selalu menyesal)

2. Harus mengetahui momentum.Ketika sedang mengerjakan sesuatu yang kita sukai, misalnya minat atau hobi lain yang menuntut keseriusan atau konsentrasi, janganlah memaksakan diri untuk membaca. Minat membaca harus muncul pada saat kita memang ingin membaca.
Sesuatu yang benar jika dilakukan pada saat yang tidak tepat adalah tidak benar. Momentum, oh momentum.

3. Mampu memuaskan kebutuhan tertentu.Bacaan yang sesuai dengan kebutuhan biasanya akan lebih menarik dan mendorong orang untuk membaca. Biasanya orang akan merasa puas jika mendapatkan jawaban atau solusi tentang sesuatu yang sedang dia cari jawabannya.
Ya, ini motivasi terbesar saya selama ini. Membaca untuk mencari jawaban. Kebutuhanlah yang mendorong kegiatan manusia, terutama membaca.

4. Membaca berhubungan dengan aspirasi.Untuk lebih termotivasi, biasanya orang memilih bacaan yang memang sesuai dengan aspirasinya.
"aspiration" = strong desire; "desire" = strong wish to have or to do something (Oxford learner's pocket dictionary).

5. Tanamkan pemikiran bahwa membaca juga dapat menambah tenaga. Banyak membaca bermanfaat menambah energi sehingga seseorang akan bergairah dalam melaksanakan apa yang dia pikirkan. Dengan modal membaca, dia akan memiliki banyak gagasan yang bisa dikerjakan sehingga dapat memunculkan sikap kreatif.
Setelah membaca buku-buku mengenai musik dan pengaruhnya pada mind, saya langsung "bertenaga" untuk melakukan penelitian dalam bidang tersebut. Setelah membaca buku biografi Mohammad Hatta, saya langsung "bertenaga" untuk mengenal tokoh-tokoh inspirational lainnya. Setelah saya membaca "How to read a book" saya langsung "bertenaga" menulis blog ini.

6. Sistem ganjaran. Berikan hadiah yang merangsang sehingga orang termotivasi dan akhirnya terbiasa membaca. Jangan memberikan ganjaran atau hadiah yang malah membuat orang malas membaca.
Mungkin ini penerapan dari Operant Conditioning. Memberikan Reward pada setiap perilaku yang diharapkan muncul. Untungnya ini ada di urutan ke enam, utamakan yang nomor tiga dulu deh. Sampai saat ini, saya belum menemukan Reward yang tepat untuk merangsang minat baca. Apabila menggunakan Punishment, perilaku apa yang mau saya hilangkan ya? Oh ada, menonton TV. Karena TV terlalu padat dengan cerita-cerita fiksi yang kurang mendidik, saya memutuskan untuk tidak menontonnya lagi. Sudah hampir dua minggu saya lalui tanpa TV. Kebiasaan makan sambil nonton TV pun saya ganti dengan makan sambil baca buku. It works!

7. Organisasikan rumah tangga dengan baik. Jika anak atau anggota rumah tangga ingin termotivasi membaca, jangan hanya banyak mengoleksi barang antik atau koleksi lainnya tanpa juga mengadakan koleksi bacaan yang menarik di rumah. Banyaknya koleksi buku atau majalah yang menarik di rumah, secara langsung atau tidak, akan memotivasi anggota rumah tangga untuk gemar membaca.
Koleksi buku? Ya, itu yang sedang saya perjuangkan mulai dari sekarang. Paling tidak anak saya akan lebih termotivasi untuk membaca nantinya, dibandingkan saya dahulu. Rumah dengan perpustakaan buku, my dream house. Setiap benda di sekitar kita adalah stimulus yang sangat bermakna, terutama bagi anak. Saya tidak akan menyia-nyiakan stimulus buku bagi anak saya nantinya.

8. Tanamkan pemikiran bahwa membaca adalah kebutuhan untuk mencapai sukses dengan banyak memberikan inspirasi baik spiritual, emosional, maupun psikologis.
Mirip dengan nomor tiga, hanya dalam hal ini penekanannya pada doktrinasi tentang kebutuhan pengetahuan yang dijawab lewat membaca. Mulai dari diri sendiri, lalu tanamkan pada orang di sekitar kita. Beberapa temanku terlihat mulai sedikit terganggu, hahaha. Baguslah .

9. Jadikan kegiatan membaca sebagai hiburan. Untuk itu, kita harus mengetahui cara membaca yang benar sehingga membaca menjadi aktivitas yang menghibur, bukan malah membuat pusing atau stress.
Ini yang belum dipahami. Masih abstrak. Cara membaca yang benar? Maksudnya?

10. Harus ada bimbingan saat seseorang, khususnya anak-anak, sudah mulai hobi membaca. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak baik yang malah akan menghancurkan kebiasaan membaca anak itu.
Dear my children, I promise you will get it. Sekarang tolong bantu dan bimbing saya ya..

11. Tanamkan pemikiran bahwa membaca mampu menjadikan seseorang berbeda dengan yang lain, baik dalam berbicara, mengajukan pendapat, maupun menulis. Dia selalu menggunakan referensi atau rujukan dari sumber yang dia baca. Hal ini tentunya akan sangan mempengaruhi penampilannya.
Oh, saya paham betul maksud nomor sebelas ini. Itu tertanam dengan jelas dan kuat dalam pikiran saya. Beberapa orang yang terlihat "berbeda" membuat saya keluar dari ketidaktertarikan terhadap benda yang disebut buku. Saya juga mau "berbeda".

12. Menanamkan kemandirian melalui membaca, karena orang yang banyak membaca selalu berdialog dengan apa yang dia baca dan menghubungkannya dengan realitas kehidupan sehari-hari.
Ya, pada akhirnya disiplin pribadi untuk membaca dan penerapan materi yang dibaca dalam kehidupan yang menghidupkan minat baca setiap orang. Setuju.

Tidak ada komentar: