Selasa, Januari 06, 2009

Latihan Peregangan, Pilihan Aktivitas Fisik di Bulan Puasa

Sebaiknya Dilatih Sejak Dini Pada Anak-anak

BERPUASA bukan berarti tidak boleh melakukan aktivitas fisik. Malah aktivitas fisik ringan sangat membantu mempertahankan kebugaran. Salah satu yang bisa dilakukan yakni dengan melakukan peregangan. Latihan peregangan lebih mudah dilakukan karena tidak membutuhkan energi yang besar, namun memiliki manfaat untuk kebugaran tubuh. Bagaimana cara melakukannya?

Menurut Wiwin bin Adibu, ada banyak latihan peregangan yang bisa dilakukan. Di antaranya dengan menggunakan media dinding. Cara ini bisa dilakukan oleh semua golongan usia termasuk golongan usia lanjut. Untuk melakukannya pun tidak membutuhkan waktu khusus bisa pagi hari, siang hari maupun sore hari. “Media dinding untuk memaksimalkan gerakan peregangan,” ujarnya saat ditemui Jambi Independent di Graha Pena Jambi, kemarin.

Peregangan ini sendiri bisa bersifat dinamis maupun statis. Gerakan peregangan dinamis, ada gerakan yang dilakukan berulang. Sedangkan gerakan statis, gerakannya lebih ditahan. Pada atlit tertentu, gerakan peregangan disesuaikan dengan organ tubuh yang lebih banyak digunakan. Misalnya, pada pemain sepak bola, latihan peregangan lebih banyak difokuskan pada kaki. Pada atlet voli, peregangan lebih banyak pada daerah tangan. “Sedangkan pada olahraga renang, biasa semuanya. Termasuk bagi kita yang hanya untuk kebugaran bisa melakukan peregangan pada semua organ tubuh,” terang Wiwin yang juga guru pendidikan jasmani (Penjas) MTs Negeri Sijenjang.

Dalam melakukan peregangan sendiri, sebaiknya dimulai dengan pemanasan. Hal ini perlu dilakukan agat otot tidak terkejut. Pemanasan bisa dilakukan dengan berjalan kaki 10-15 menit. “Agar otot siap,” ujar Wiwin yang juga Dosen pendidikan Olahraga dan Kesehatan (Porkes) FKIP Universitas Jambi.

Agar gerakan maksimal, lakukan gerakan sistematis dari otot kecil ke otot besar, misal dari kepala ke kaki. Dimulai dari tubuh yang umum ke khusus. Agar gerakan seimbang, gerakan peregangan harus dilakukan secara variatif. Tidak hanya meliputi satu gerakan saja. “Jika tidak, nanti yang bugarnya tidak seimbang. Meski pada atlet tertentu, ada fokus pada gerakan tertentu, tapi karena organ tersebut akan lebih banyak digunakan,” terang Wiwin.

Gerakan peregangan juga sebaiknya dilakukan secara progresif. Artinya dari gerakan mudah ke gerakan yang sulit. Jangan menahan nafas pada saat peregangan. Karena ini akan membuat Anda tidak rileks dan bisa menghambat kerja jantung. “Gerakan juga mulai dari yang aktif ke pasif,” ujarnya.
Lalu kapan anak mulai dikenalkan dengan latihan peregangan?

Menurut Wiwin, latihan ini sudah bisa diikuti anak-anak sejak usia 4-12 tahun. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan motorik, agar otot tidak kaku, dan melatih kelenturan tubuh. “Dengan tubuh lentur, akan mudah untuk mempelajari olahraga lainnya dan daya tahan tubuh juga jauh lebih baik,” ujarnya.

Pada saat latihan, sebaiknya menggunakan pakaian elastis sehingga tidak mengganggu gerakan. Jangan melakukan gerakan non anatomis. “Artinya yang melawan arus tubuh, bisa cidera nantinya,” ujarnya. Untuk lama latihan, Wiwin, bisa 10-15 menit di mana untuk per gerakannya bisa dilakukan 10-15 detik. Latihan peregangan ini sendiri bisa dilakukan di awal maupun di akhir latihan inti. “Atau hanya sekedar peregangan saja juga bisa, misal untuk menghilangkan pegal,” ujarnya.

Sumber : http://www.jambi-independent.co.id/home/modules.php?name=News&file=article&sid=4928

Tidak ada komentar: